Kerjaan Hindu-Buddha di Indonesia
Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno atau Mataram (Hindu) merupakan
sebutan untuk dua dinasti, yaitu dinasti
Sanjaya dan dinasti Syailendra, yang berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan.
Dinasti Sanjaya yang bercorak Hindu didirikan oleh Sanjayapada tahun 732.
Beberapa saat kemudian, dinasti Syailendra yang bercorak Buddha Mahayana
didirikan oleh Bhanu pada tahun 752 kedua dinasti ini berkuasa berdampingan
secara damai. Nama Mataram sendiri pertama kali disebut pada prasasti yang
ditulis di masa raja Balitung. Pada umumnya para sejarawan menyebut ada tiga
dinasti yang pernah berkuasa di Kerajaa Medang, yaiitu Wangsa Sanjaya dan Wangsa Syailendra pada periode Jawa
Tengah, serta Wangsa Isyana pada periode Jawa Timur.
Kerajaan
Mataram Kuno diperkirakan berada di wilayah aliran sungai-sungai Bogowonto,
Prago, Elo, dan Bengawan Solo di Jawa Tengah. Keberadaan kerajaan ini dapat
diketahui dari Prasasti Canggal.
Sejarah
bermula ketika Sanna (Sena, Bratasenawa) naik tahta menjadi raja ke tiga
kerajaan Galuh yang berada di Jawa Barat. Disebutkan Sanna menjadi raja
terbesar pulau jawa pada saat itu.pada suatu ketika Sanna di lindungi oleh
Purbasora (saudara seibunya) yang menginginkan tahta kerajaan Galuh pada tahun
716 M. Sanna akhirnya melarikan diri ke Pakuan dan meminta perlindungan pada
raja Tarusbawa (raja kerajaan Sunda).
Sanjaya
yang sendari awal berniat menuntut balas terhadap keluarga Purbasora berhasil
mewarisi tahta peninggalan ayahnya Sanna. Posisinya sangat kuat karena ia bisa
menguasai tiga kerajaan, kerajaan Sunda melalui perkawinannya dengan Dwei Sekar
Kencana, kerajaan Galuh yang merupakan tahta milik ayahnya Sanna, dan kerajaan
Kalingga yang didapatnya kareana ia juga merupakan keturunan dari Ratu Shima
(ibunya Sannaha adalah cucu dari ratu Shima).
Setelah
berhasil menuntaskan dendamnya, Sanjaya meninggalkan daerah Jawa Barat dan
memberikan kerajaan Galuh beserta kerajaan Sunda kepad puteranya yang bernama
Tamperan. Sekitar 717 M, ia kemudian mendirikan kerajaan Mataram dengan
pusatnya berada di Medang ri Poh Pitu.
Kehidupan
masyarakat Mataram Kuno
1.
Bidang Ekonomi
Perekonomian
kerajaan Mataram Kuno didukung melalui sector pertanian. Hal ini didukung oleh
kondisi geografis daerahnya yang banyak dikelilingi gunung-gunung seperti
gunung Merapi, gunung Sindoro, gunung Sumbing. Wilayahnya yang sangat subur
sehingga cocok untuk ditanami berbagai jenis tanaman seperti padi palawija.
Selain
itu, sector perdagangan dan pelayaran dikembangkan. Namun tidak semaju seperti sector
pertanian.meskipun Mataram banyak dialiri oleh sungai-sungai besar seperti
Bengawan Solo, akan tetapi pada pelayaran dunia lebih terfokus ke wilayah
Semenanjung Malaya yang dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya. Disatu sisi pun
wilayah lautan yang dimiliki oleh kerajaan Mataram kurang mendukung sktifitas
pelayaran karena ombaknya yang lumayan besar.
2.
Bidang Keagamaan
Dalam
bidang keagamaan terdapat dua agama yang memiliki pengaruh di kerajaan ini. Yaitu
agama Hindu Syiwa yang dianut oleh keluarga Sanjaya dan mayoritas penduduk
setempat. Serta agama Buddha Mahayana yang hanya dianut oleh keluarga Syailendra.
Raja-raja yang memerintah di kerajaan ini pun juga tidak mengesampingkan bidang
keagamaan. Hal ini terbukti dengan banyak didatangkannya pendeta-pendeta Hindu
dan Buddha ke Mataram untuk mengajarkan
agama. Serta pada masa penangkaran pun pernah dibangun biara sebagai tempat
beribadah penganut Buddha.
3.
Bidang Sosial dan Budaya
Dalam
bidang social, pada masa dinasti Sanjaya yang menganut agama Hindu menggunakan
sistem kasta empat tingkatan untuk membagi masyarakatnya. Sedangkan pada masa
dinasti Syailendra tidak terdapat sistem kasta karena dalam agama Buddha sendiri
tidak mengenal adanya pembagian kasta dalam kelompok masyarakat.
Sementara
dalam bidang Budaya juga mengalami perkembangan. Hal ini bias dibuktikan dengan
banyak ditemukan candi-candi dan prasasti-prasasti yang berasal dari kerajaan
ini. Antara lain :
Candi-candi
yang bercorak Hindu diantaranya : Candi Gedung Songo, komplek Candi Dieng,
Candi Siwa, Candi Brahmana, Candi Wisnu, Candi Sukuh, Candi Boko, komplek Candi
Prambanan.
Candi-candi
bercorak Buddha diantaranya Candi Kalasan, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi
Sewu dan Candi Plaosan, Candi Sojiwan, Candi Pawon dan Candi Sari.
Peninggalan
Prasasti Canggal, Arca Manjusri, Prasasti Mantyasih, Prasasti Sojomerto,
Prasasti
Nalanda, Prasasti Ligor, Prasasti Ratu Boko, Prasasti Wanua Tengah III,
Prasasti Gondosuli.
Faktor
penyebab kemunduran kerajaan Mataram Kuno
1. Konflik
perebutan tahta pada periode Jawa Tengah. Dimana raja-raja Mataram Kuno
seringkali saling bersaing berebut pengaruh dan tahta pemerintahan.
2. Adanya
permusuhan yang hebat dengan Sriwijaya yang sering mengganggu stabilitas di
Mataram Kuno.
3. Adanya
peristiwa Mahapralaya yang didalangi oleh kerajaan Wurawari yang dibantu
kerajaan Sriwijaya. Peristiwa ini berhasil meruntuhkan kerajaan Mataram Kuno
atau Medang pada tahun 1016 M. dengan rajanya yang terakhir ialah Dharmawangsa
Teguh.
Nama-nama Raja yang pernah memerintah
Mataram Kuno berdasarkan prasasti Kedu
a. Sang
Ratu Sanjaya atau Rakai Mataram (717-746 M)
b. Sri
Maharaja Rakai Panangkaran atau Dyah Pancapana (746-784 M)
c. Rakai
Panunggalan atau Dharanindra (784-803 M)
d. Sri
Maharaja Rakai Warak atau Samaregrawira (803-827 M)
e. Dyah
Gula (827-828 M)
f. Rakai
garung atau Samaratungga (828-847 M)
g. Rakai
Pikatan atau Kumbhayoni, Jatiningrat, Agastya (847-855 M)
h. Sri
Maharaja Kayuwangi atau Dyah Lokapala (855-885 M)
i.
Sri Maharaja Watuhumalamang (894-898 M)
j.
Sri Maharaja Watukura Dyah Balitung
(898-913 M)
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Mataram kuno

Candi sewu sendiri merupakan candi terbesar kedua di Jawa tengah setelah candi Borobudur yang bercorak budha yang mana kerajaan Mataram kuno membangunnya sekitar di abad 8 Masehi. Lokasinya berada di desa Bugisan, kecamatan Prambanan, kabupaten klaten, Jawa tengah.
Ternyata candi ini letaknya sangat dekat dengan candi Prambanan yang jarak kedua candi tersebut hanya sekitar 800 Meter.
Selain itu candi Sewu lebih tua dari dua candi yang ada di jawa tengah (Candi Borobudur dan candi Prambanan). Hal yang unik dari candi Sewu adalah, namanya tidak sesuai dengan jumlah candi sebenarnya, yang manaJumlah asli candinya hanya sekitar 249 saja.
Bayangkan namanya sewu kalau diartikan ke bahasa Indonesia adalah seribu. Usut punya usut ternyata candi ini berasal dari cerita legenda Roro Jonggrang.
Candi Arjuna
Berbeda dengan candi Sewu yang bercorak budha, candi Arjuna sendiri adalah candi yang bercorak Hindu. Candi Arjuna dibangun pada abad 9 Masehi dan Letaknya candi ini berada di Dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia.
Selain candi Arjuna di daerah tersebut juga ada candi lainnya seperti Candi semar, Srikandi, Puntadewa, dan candi Sembadra. Kalau dilihat dari namanya tersebut berarti masyarakat menamakannya dengan nama tokoh yang ada di pewayangan.
Candi Borobudur
Inilah candi Terbesar dan terkenal di dunia yang termasuk dari 7 keajaiban dunia versi UNESCO. Candi ini adalah candi yang bercorak budha yang letaknya ada di kota Magelang, Jawa tengah.
Pembuatannya sendiri dilakukan di masa dinasti Syailendra oleh pemeluk Budha sekitar tahun 800-an atau abad 8 Masehi.
Candi Mendut
Selain candi Borobudur, Candi mendut juga termasuk candi yang bercorak Budha. Letaknya sama dengan candi Borobudur yaitu daerah Magelang, Jawa Tengah. Candi Mendut tersebut dibuat pada tahun 800-an Masehi ketika dinasti Syailendra berkuasa tepatnya dibawah kekuasaannya Raja Indra.
Di sekitar dindingnya terdapat banyak sekali jenis relief diantaranya adalah Brahmana, Hewan Angsa dan Kura-kura, Dharmabuddhi dan Dustabuddhi, dan 2 burung betet.
Prasasti Kalasan
Prasasti kalasan merupakan prasasti peninggalan dari dinasti Sanjaya Kerajaan Mataram Kuno yang dibuat pada tahun 778 Masehi. Prasasti ini terdapat di daerah Sleman Jogjakarta. di Prasasti tersebut isinya menggunakan bahasa Sanskerta dengan aksara Pranagari (huruf yang berasal dari India Utara)
Di dalam prasasti Kalasan berisi tentang keberhasilan Guru Sang Raja dalam merayu Kariyana Panangkara atas permintaan keluarga dinasti Syailendra supaya bersedia mendirikan bangunan suci untuk Dewi Tara. Selain itu isinya juga terdapat tentang pemberian hadiah desa Kalasan sebagai tempat biara bagi para biarawan sebagai tempat suci bagi mereka (Candi Kalasan).
Prasasti Ratu Boko
Merupakan prasasti yang ditemukan di daerah Baka, yang mana isinya adalah peperangan saudara antara Balaputra Dewa dengan Rakai Pikatan yang mana Balaputra Dewa kalah dalam peperangan tersebut. Berdasarkan penelitian, prasasti ini dibuat pada tahun 856 Masehi
Prasasti Canggal
Prasasti Canggal adalah prasasti peninggalan dari dinasti Terakhir mataram yaitu Sanjaya yang berisi tentang pembuatan lingga di desa Kunjarakunja. prasasti ini dibuat pada tahun 732 Masehi ini tulisannya menggunakan bahasa Sanskerta dan menggunakan huruf Pallawa.
daptar pustaka
Sudirman,a.2004.sejarah lengkap indonesia.jogjakarta:DIVA Press.
http://www.academia.edu/28372388/Mataram_kuno
Komentar
Posting Komentar